You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Nagari Mungka
Mungka

Kec. Mungka, Kab. LIMA PULUH KOTA, Provinsi SUMATERA BARAT

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI NAGARI MUNGKA KECAMATAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN VISI MUNGKA MAJU TERUS ( MANDIRI, SEJAHTERA DAN RELIGIUS )

CEGAH STUNTING SEJAK DINI, MAHASISWA KKN NAGARI MUNGKA GELAR PENGUKURAN ANTROPOMETRI ANAK: MENGUATKAN KOMITMEN KESEHATAN GENERASI EMAS 2045

Administrator 29 Juli 2025 Dibaca 36 Kali
CEGAH STUNTING SEJAK DINI, MAHASISWA KKN NAGARI MUNGKA GELAR PENGUKURAN ANTROPOMETRI ANAK: MENGUATKAN KOMITMEN KESEHATAN GENERASI EMAS 2045

Dalam upaya mendukung program nasional percepatan penurunan stunting dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya tumbuh kembang anak, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nagari Mungka tahun 2025 melaksanakan kegiatan pengukuran antropometri untuk anak usia 0 hingga 9 tahun. Kegiatan ini dilaksanakan di dua jorong, yakni Jorong Padang Baru dan Jorong Koto Baru, yang menjadi wilayah kerja posyandu di bawah koordinasi Nagari Mungka.

Stunting masih menjadi tantangan besar di Indonesia, tak terkecuali di Sumatera Barat. Data menunjukkan bahwa stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang berlangsung lama dan menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, hingga menurunnya produktivitas anak saat dewasa. Berangkat dari urgensi tersebut, kegiatan pengukuran antropometri oleh mahasiswa KKN ini menjadi strategi kunci untuk mendeteksi dini kondisi pertumbuhan anak

Antropometri sebagai Langkah Awal Pencegahan Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)—sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Dalam konteks Nagari Mungka, terdapat 173 anak usia 0–9 tahun yang menjadi sasaran program. Jumlah ini setara dengan 12,97% dari total populasi nagari.

Dengan jumlah tersebut, Nagari Mungka menghadapi tantangan yang tidak bisa dianggap enteng. Masa usia 0–9 tahun merupakan fase emas dalam perkembangan anak, di mana intervensi gizi, kesehatan, dan pengasuhan sangat menentukan masa depan anak. Stunting yang tidak ditangani akan berdampak pada kualitas generasi muda, memperbesar ketimpangan sosial, dan menurunkan daya saing bangsa.

Melalui kegiatan pengukuran antropometri yang dilakukan oleh mahasiswa KKN, diharapkan dapat diperoleh data akurat mengenai status gizi anak. Data tersebut menjadi pijakan untuk merancang kebijakan dan tindakan yang lebih tepat sasaran, baik oleh pemerintah nagari, puskesmas, maupun lembaga sosial masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan menggunakan metode kolaboratif antara mahasiswa KKN, pemerintah nagari, kader posyandu, dan tenaga kesehatan. Adapun tahapan kegiatan meliputi:

  1. Koordinasi dan Perizinan

Mahasiswa KKN melakukan koordinasi awal dengan Wali Nagari, kepala jorong, kader posyandu, dan pihak puskesmas sebagai bentuk sinergi dan pembagianperan.

  1. Sosisalisasi kepada orang tua

Sebelum pengukuran dimulai, orang tua diberikan edukasi singkat mengenai pentingnya memantau pertumbuhan anak dan dampak stunting terhadap masa

  1. Pelaksanaan Pengukuran Antropometri

Pengukuran dilakukan sesuai standar WHO, yaitu :

  • Berat badan menggunakan timbangan digital (atau analog saat alat rusak)
  • Tinggi/panjang badan dengan microtoise/stadiometer
  • Lingkar kepala menggunakan pita ukur khusus
  1. Pencatatan dan Analisis Data

Hasil pengukuran langsung dicatat, dikalkulasi, dan dibandingkan dengan kurva WHO (Z-Score) untuk mengetahui status gizi anak.

  1. Digitalisasi dan Upload Data

Data yang diperoleh dikompilasi dalam file Excel dan diunggah ke sistem informasi kesehatan milik Nagari Mungka.

Kegiatan ini bukan hanya seremonial semata. Melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah nagari, mahasiswa KKN telah berkontribusi langsung dalam pemetaan status gizi anak. Kegiatan ini menjadi cerminan bahwa upaya deteksi dini dan edukasi masyarakat bisa dilakukan secara partisipatif, murah, dan efektif.

Harapan besar dititipkan agar kegiatan ini tidak berhenti di sini. Pemerintah nagari diharapkan bisa menjadikan data yang telah dihimpun sebagai dasar perencanaan kebijakan gizi dan kesehatan. Lebih dari itu, program pengukuran antropometri ini sebaiknya dijadikan agenda tahunan yang bersifat rutin dan terstruktur.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBN 2025 Pelaksanaan

APBN 2025 Pendapatan

APBN 2025 Pembelanjaan